Feeds RSS

Kamis, 27 November 2014

TUGAS PENGANTAR BISNIS TEMA 1-2



TUGAS 1
LIA KHOIRIYAH
26214053 
1EB30



TUGAS MAKALAH PENGANTAR BISNIS
TENTANG DAMPAK KENAIKAN BBM  
 
Di Susun Oleh :
LIA KHOIRIYAH
NPM :
26214053
Kelas :
1EB30





FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridhonya sehingga penyusun   merampungkan dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar bisnis tentang dampak kenaikan bbm.

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan ini, sehingga menjadi landasan penyusun untuk membuat Makalah lain.

Akhirnya segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT semesta alam. Semoga  makalah ini dapat bermanfaat serta mendapatkan rahmat dari Allah SWT bagi kita semua.
Amin…….     





                                                                                                           
Jakarta , November 2014

                                                                                                                                                                                                                         Penulis




                         
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................   i
Daftar isi...............................................................................................  ii
Bab 1 pendahuluan
1.1     Latar belakang...............................................................................  1
1.2     Rumusan Masalah penulisan.............................................................2
1.3   Tujuan Makalah.................................................................................2
1.4   Manfaat Makalah.............................................................................. 2
 Bab II Pembahasan
2.1AspekaspekKenaikanBBM..................................................................2                                           
2.2 Pengertian Perekonomian....................................................................3
2.3 Sudut Kenaikan BBM.........................................................................4
2.4. Dampak Kenaikan Harga BBM........................................................ 4
            
a.     dampak positif...................................................................................4
b.     dampak negatif..................................................................................5

2.5 Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Inflasi & Perkonomian......... 5   
              1 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional......................6
              2  Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi................................6

                             
III Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................7

Daftar pustaka...................................................................................... 8


BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejarah ekonomi Indonesia adalah kisah pertarungan gagasan atas dua pokok soal penting: kepantasan subsidi dan nasib kemakmuran ekonomi. Rencana pemerintah untuk membatasi subsidi BBM, walaupun terkesan terlambat, layak untuk diapresiasi.
Kenaikan BBM yang cukup drastis merupakan konsekuensi yang harus dihadapi akibat ruang fiskal yang semakin sempit serta ketidakberanian pemerintah menaikkan harga BBM dalam beberapa tahun terakhir.

Tantangan utama saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan rakyat terkait dengan rencana pembatasan subsidi serta bagaimana mengalokasikan dana hasil penghematan secara optimal.

Dengan bahasa yang mudah dimengerti, masyarakat perlu diedukasi melalui berbagai forum dan media. Rakyat perlu dipahamkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak, gas alam dan batu bara seperti yang dipersepsikan selama ini. Fakta bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih murah dari pada harga di banyak negara berkembang perlu dipaparkan dengan jernih.

Impaknya, efektivitas pemerintah SBY pada masa mendatang akan semakin menurun dan berpotensi menjadi lame duck, jauh sebelum Pemilu 2014 dilaksanakan.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.

Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.

Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu  langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.

Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai  “Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian Indonesia”.


1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini dibuat untuk mengkritisi dampak dari kenaikan BBM terutama pada masyarakat     terhadap kredibilitas pemerintah
 1.Apa Dampak Kenaikan BBM ?
 2.Bagaimana Tindakan Pemerintah?
 3.Bagaimana Tindakan Masyrakat ?
 4.  Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan perekonomian Indonesia?
 5.  Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi yang disebabkan  
    oleh kenaikan harga BBM?

1.3 Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga BBM. Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1.   Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun dampak negatifnya.
2.   Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap  inflasi yang akan
     terjadi.
3.   Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.


1.4 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah  yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi: 
1.      penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;
2.      pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Aspek Kenaikan BBM
Kenaikan BBM bisa menjadi alasan politis, bisa menjadi alasan ekonomis, bisa juga tanpa beralasan, penulis tidak melihat aspek kenaikan ini tetapi melihat dampak dari kenaikan ini, setelah BBM dinaikkan maka semua peneliti sosial wajib melakukan penyebaran kuesioner terkait dengan daya beli, apakah daya beli masyarakat cenderung turun atau cenderung tetap, jika daya beli menurun maka akankah mereka merasa sejahtera jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi, berapa bisnis yang akan gulung tikar, jika banyak perusahaan gulung tikar berapa banyak kejadian PHK, jika banyak kejadian PHK maka daya beli masyarakat akan semakin turun.
Jika memenuhi kebutuhan dasar saja gagal, kriminalitas akan naik atau turun, jika kemudian kriminalitas menjadi naik, akankah masyarakat merasa aman, masyarakat merasa nyaman, jika jalan - jalan saja harus menyimpan kekhawatiran pencurian, perampokan, penjambretan dll. apakah aspek ini sudah benar - benar dikaji oleh pemerintah, apakah aspek - aspek sosial, psikologis sudah diantisipasi? jika kenaikan BBM justru menjadi sebuah bahan bakar terjadinya ketidakpercayaan kepada pemerintah, jika kenaikan BBM menjadi sebuah pemicu munculnya kerusuhan secara massal, masihkah menaikkan BBM menjadi satu - satunya pilihan?
Salah satu bahaya yang paling ditakuti dari sebuah rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan adalah rasa frustasi, rasa kecewa, jika akumulasi kekecewaan ini mencapai puncak yang tidak dapat ditahan oleh koping manusia maka kerusuhan, penjarahan, kriminalitas, kejahatan akan menjadi sebuah berita rutin yang didengar paska kenaikan harga BBM, tidak semua bisa dimatematis, tetapi tidak ada sebuah kejadian pun yang tidak menimbulkan dampak maupun akibat.

2.2 Pengertian Perekonomian
Sebelum membahas perekonomian, perlu dibahas mengenai ilmu ekonomi. Menurut Samuelson (1986:5) mengatakan,
Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dan menggunakan sumberdaya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya - baik saat ini maupun dimasa depan – kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Sementara secara etimologi, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos, yang berarti rumah tangga, dan Nomos, yang berarti aturan. Jadi ekonomi secara bahasa  adalah aturan rumah tangga (Jaka, 2007:96). Secara istilah ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ekonomi diartikan sebagai ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan) (Depdiknas, 2005:287). Sementara perekonomian diartikan sebagai tindakan (aturan atau cara) berekonomi (Depdiknas, 2005:287).
2.3 Sudut Kenaikan BBM
Seperti yang kita ketahui, Indonesia lagi “panas” tentang isu kenaikan BBM. Bagaimana sikap kita? Bagaimana sikap kami? Supaya adil, kami akan mencoba objektif menjelaskan dari beberapa sudut pandang untuk dianalisis kemudian disimpulkan.
“Berpikir objektif sangat penting untuk pengambilan sikap yang tepat. Dinginkan kepala, lalu berpikir.”
1.      Sudut Pandang Pemerintah
Alasan pemerintah adalah untuk menyelamatkan negara dari anggaran yang membengkak. Hal ini disebabkan karena harga minyak dunia naik sehingga beban subsidi BBM akan bertambah besar. Mau tidak mau harga harus naik!
2.      Sudut Pandang Pengusaha
BBM naik menyebabkan biaya operasional naik. Hal ini bisa dicover dengan naikin harga barang yang diproduksi.
3.      Sudut Pandang Akademisi
BBM naik menyebabkan harga barang naik. Rakyat makin susah. Tolak!
4.      Sudut Pandang Masyarakat
Pasrah, cuma bisa terima.
5.      Sudut Pandang Parpol Oposisi

2.4 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan massal, sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.
Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.

A )       Dampak Positif
1)      Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative.
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harganya juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit.
2)      Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN  yang awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.
3)      Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.
4)      Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.


B )      Dampak negatif
1)      Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal. Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
2)      Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).
3)      Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban transportasi dll.
4)      Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
5)       Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran. Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
6)       Inflasi. Inflasi akan terjadi jika harga BBM mengalami kenaikan. Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.

2.5  Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan Perekonomian
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, karena penghasilan masyarakat yang tetap.  Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.

1    Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1.      Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2.      Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3.      Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.

2      Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi
Beberapa kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:

a.      Kebijakan Moneter
1.      Politik Diskonto
Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara bank sentral akan menaikan tingkat suku bunga pinjaman kepada bank umum. Kebijakan ini juga disebut dengan Rediscount Policy atau kebijakan suku bunga.
2.      Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika terjadi inflasi) atau membeli (jika terjadi deflasi) surat-surat berharga kepada masyarakat, sehingga ada arus uang yang masuk dari masyarakat ke bank sentral.
3.      Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)
Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank dengan kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikan cadangan kas bank-bank umum sehingga jumlah uang yang bisa diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat akan berkurang.
4.      Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)
Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka diambil kebijakan memperketat kredit atau pinjaman bagi masyarakat.
5.      Margin Requirements
Kebijakan ini digunakan untuk membatasi penggunaan untuk tujuan-tujuan pembelian surat berharga.

b.      Kebijakan Fiskal
Dalam kebijakan fiskal, untuk mengatasi inflasi pemerintah harus mengatur penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah. Dalam hal penerimaan, pemerintah bisa menaikan tarif pajak, sehingga jumlah penerimaan pemerintah meningkat.  Kebijakan yang kedua adalah Expenditure Reducing, yakni mengurangi pengeluaran yang konsumtif, sehingga akan mempengaruhi terhadap permintaan (Demand Full Inflation).




BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.

3.2     Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1.      Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2.      Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.






 DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
   Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan
   Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka
   Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
   Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.
   Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.





TUGAS 2
LIA KHOIRIYAH
26214053 
1EB30
                                                                         


TUGAS MAKALAH PENGANTAR BISNIS
TENTANG KARTU MENUJU SEHAT 
 
Di Susun Oleh :
LIA KHOIRIYAH
NPM :
26214053
Kelas :
1EB30





FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridhonya sehingga penyusun   merampungkan dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar bisnis tentang kartu menuju sehat.

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan ini, sehingga menjadi landasan penyusun untuk membuat Makalah lain.

Akhirnya segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT semesta alam. Semoga  makalah ini dapat bermanfaat serta mendapatkan rahmat dari Allah SWT bagi kita semua.
Amin…….     




                                                                                                           
Jakarta , November 2014

                                                                                                                                                                                                                         Penulis





DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................   i
Daftar isi......................................................................................................................................  ii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................................  1
1.1   Latar belakang......................................................................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah penulisan......................................................................................................1
1.3   Tujuan Makalah....................................................................................................................... 1
1.4   Manfaat Makalah..................................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)............................................................................3

2.2 Sasaran dari “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)........................................................................ 3
     
2.3 Manfaat dari “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)....................................................................... 3

2.4 Kelemahan “ Kartu Jakarat Sehat “ (KJS)..........................................................................3

2.5 Masalah apa saja yang timbul setelah adanya program Kartu Jakarta Sehat..................4

2.6 Faktor apa saja yang menyebabkan masalah-masalah tersebut muncul............................5

2.7 Solusi yang dapat meminimalisir masalah yang ada........................................................... 6

III Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................7

Daftar pustaka.......................................................................................................................... 8



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sebagai Ibukota negara RI, Jakarta mempunyai berbagai peran dan fungsi spesifik yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain, diantaranya sebagi pusat pemerintahan dan pusat kegiatan internasional, baik di bidang ekonomi, politik, budaya maupun kegiatan lain. Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat dimana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan. Sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah awalnya tidak serta merta langsung diagendakan menjadi sebuah kebijakan publik
.
Peran masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan, kelangsungan hidup dan kemandirian pembangunan , termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dengan menjalankan cara “hidup sehat” berbagai upaya/pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan. Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana antara lain dengan bentuk Pengeluaran biaya ,Dana sehat yaitu pengumpulan dan masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong-royong usaha bersama dan, Jaminan kesehatan social di bidang kesehatan antara lain program PT.Askes dan program JPK jamsostek serta PT. Jasa Raharja yang pendanaannya berasal dari iuran wajib para peserta berdasarkan Undang-undang, dan  berbagai bentuk pembiayaan kesehatan pra-upaya swasta, yang sedang berkembang di indonesia.

Sistem pembiayaan kesehatan untuk pelayanan kesehatan memiliki dampak terhadap seberapa adilkah beban pembayaran didistribusikan diantara masyarakat. Jaminan kesehatan kesehatan social adalah suatu system manajemen resiko social tersebut dipadukan (pooled) atau dipindahkan dari individu ke kelompok dengan kepesertaannya yang bersifat wajib.

Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih perlu di dorong agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena ¾ nya masih berupa pengeluaran biaya langsung yang tidak terencana dan masih beban perorangan yang  blum diringankan dengan usaha bersama dan kekeluragaan.
Dengan demikian penulis memilih tema “kartu menuju kesehatan”.

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kartu Jakarta Sehat ?
2  Siapa yang menjadi sasaran Kartu Jakarta Sehat?
3. Apa Manfaat Kartu Jarta Sehat?
4. Apa kelemahan-kelemahan dari Kartu Jakarta Sehat?
5. Masalah apa saja yang timbul setelah adanya program Kartu Jakarta Sehat ini?
6. Faktor apa saja yang menyebabkan masalah-masalah tersebut muncul?
7. Solusi apa saja yang kiranya dapat meminimalisir masalah yang ada?

1.3 Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai kartu menuju sehat
1. supaya kita mengetahui kegunaan dari kartu jakarta sehat
2.   mengetahui manfaat apa saja yang ada di kartu jakarta sehat serta kelemahan apa saja yang ada di kartu jakarta sehat at mengetahui mengenai hal apa saja yang bisa digunakan dalam melakukan pemasaran barang dan jasa
3.   Serta Mengetahui apa saja yang kiranya dapat memenimalisir masalah yang ada

1.4 Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah  yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi: 
1.      penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini;
2.      pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)

Kartu Jakarta Sehat merupakan salah satu program unggulan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 dibawah kepemimpinan pasangan Jokowi-Ahok.  Kartu Jakarta Sehat adalah sebuah fasilitas kartu jaminan kesehatan yang dibuat oleh Pemprov DKI dan Dinas Kesehatan DKI untuk memudahkan setiap individu warga Jakarta mendapatkan pelayanan kesehatan secara mudah dan praktis mencakup obat-obatan dan rujuan ke setiap rumah sakit yang ada di Jakarta. KJS ini hanya di khususkan untuk warga Jakarta yang termasuk dalam golongan menengah ke bawah.
Kartu ini dibagikan secara bertahap kepada seluruh warga yang tergolong ke dalam kelas menengah ke bawah. Dengan kartu ini, seluruh warga DKI bisa mendapat layanan kesehatan gratis di Puskesmas, dan rawat inap di kelas III di rumah sakit yang bekerja sama sesuai dengan rujukan yang diberikan oleh pihak puskesmas.  Program KJS ini sangat layak untuk diamati, ditiru dan dimodifikasi oleh daerah lain untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
Kartu Jakarta Sehat (KJS) adalah suatu program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan oleh Pemerinta Provinsi DKI Jakarta melalui UP. Jamkesda Dinas Kesehata Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan. Program ini dicanangkan oleh duet Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, sejak Oktober 2012.

2.2    Sasaran dari “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)

Semua penduduk DKI Jakarat yang mempunyai KTP/ Kartu Keluarga DKI Jakarta yang belum memiliki jaminan kesehatan, di luar program Askes, atau asuransi kesehatan lainnya.

2.3    Manfaat dari “ Kartu Jakarta Sehat “ (KJS)

1)       Rawat jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan / Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
2)       Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat II, (RSUD, RS vertical dan RS Swasta yang bekerjasama denga UP. Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas
3)       Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasaa denga UP. Jamkesda.

2.4  Kelemahan “ Kartu Jakarat Sehat “ (KJS)

1)       Bisa dipakai orang kaya
Maksudnya itu dalam praktiknya, KJS biasa digunakan oleh orang mampu. Padahal warga kelas ini bias berobat menggunakan uang sendiri.
2)       Anggaran bisa bengkak
Dikarenakan KJS ini warga berbondong bondong ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.
3)       Bisa memanjakan warga
Selain Membengkaknya anggaran, “ Kartu Jakarat Sehat “(KJS) ini bias merubah
pola pikir masyarakat itu sendiri setelah menerima kartu ini.
4)       Pegawasan lemah
Kebijakan “ Kartu Jakarta Sehat “ ini masih kurang pengawasan, kita bias ambil kasus di RSUD Cengkareng yaitu adanya Calo dari KJS itu sendiri jadinya bila anda ingin mendapatkan nomor urut lebih cepat bias lewat calo itu.

2.5 Masalah apa saja yang timbul setelah adanya program Kartu Jakarta Sehat

Kartu jakarta sehat adalah salah satu program andalan gubernur Jokowi untuk memperhatikan nasib rakyat kecil yang ada di DKI Jakarta. KJS ini sering disebut-sebut Jokowi sebelum dan sesudah ia menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun, sayangnya berbagai pihak menganggap cara ini tidak efektif unutuk membantu warga dan memiliki sejumlah masalah yang tidak mudah untuk diurusi.  Apa sajakah masalah-masalah yang timbul dalam melaksanakan program KJS Jokowi:
1.      Pasien Membludak
Sejak diluncurkan pada 10 November tahun lalu, warga Jakarta menanggapi kehadiran KJS dengan antusias dan sikap positif. Adanya program KJS ini membuat sejumlah rumah sakit kedatangan banyak pasien yang hanya bermodalkan KJS dari sang gubernur. Setelah KJS diluncurkan, jumlah pasien meningkat hingga menjadi 4,7 juta jiwa. Termasuk warga yang rentan miskin dan Pemprov DKI Jakarta mempunyai hutang sebesar Rp.300 Milyar kepada rumah sakit. “Melonjaknya  pasien mengakibatkan banyak yang tidak tertampung, sehingga kejadian-kejadian yang tidak diharapkan pun tidak bisa dihindari, tetapi kalau KJS ditiadakan bisa dibayangkan berapa ratus ribu orang yang tidak terobati” ujar Jokowi.

2.      Fasilitas Tidak Memadai
Walaupun KJS terbilang sukses, namun tidak dibarengi dengan peningkatan fasilitas di beberapa pusat kesehatan. Seperti di Puskesmas, beberapa peralatan belum memadai. Penerapan sistem online untuk mencari kamar yang kosong secepatnya baru akan diselesaikan.

3.      Masalah Anggaran
Penggunaan KJS bisa mengakibatkan alokasi anggaran kesehatan Pemprov DKI Jakarta jebol. Pasalnya, penggunaan KJS yang berlebihan dan melampaui batas mengakibatkan beban Pemerintah DKI Jakarta untuk menalanginya menjadi tinggi dan ini bisa mengakibatkan jebolnya anggaran.

4.      Pasien Sakit Ringan Minta Dirawat
KJS bisa memanjakan warga karena pola pikir masyarakat dengan adanya program KJS menjadi berbeda. Sebelum ada KJS, orang berpikir seribu kali untuk dirawat. Mudahnya prosedur KJS membuat banyak orang tak segan mengurus dan melakukan pengobatan dengan fasilitas ini. Orang yang tidak mengalami sakit parah minta dirawat inap akibat mudahnya prosedur pelayanan KJS. Menyikapi hal ini, Jokowipun berupaya melakukan pemenuhan fasilitas rumah sakit.  Hal ini tentu bisa berpengaruh pada anggaran. Hal kecil seperti ini seharusnya yang menjadi perhatian. Kartu sehat seharusnya untuk mendorong orang hidup sehat jadi cara hidup seseorang harus berubah. Paradigma sehat harus tertanam pada warga, sedangkan paradigma sakit harus dikikis habis. KJS hanya sebagai garansi dan pegangan kalau sewaktu-waktu mereka sakit.

5.      Masalah Pengawasan
Lemahnya pengawasan membuat penggunaan KJS kerap salah sasaran. KJS membuka celah yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang  mampu. Akibat lemahnya pengawan tersebut, KJS itu bisa berpindah tangan dengan mudah yang akhirnya menjadi tidak tepat sasaran. KJS sebenernya diperuntukkan bagi warga yang tidak mampu membayar  biaya rumah sakit yang tidak murah. Namun kemudahan prosedur penanganan KJS yang mudah ini dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Seperti yang terjadi di kawasan RT  di Jakarta Timur, warga yang tergolong didalam kelas menengah ke atas berbondong-bondong mendaftarkan dri untuk bisa mendapatkan fasilitas KJS. Sama halnya seperti kasus di RSUD Cengkareng. Pihak rumah sakit tidak mempunyai wewenang untuk menolak mereka (orang mampu) untuk menggunakan KJS ini dikarenakan syarat penggunaan KJS hanya menyertakan KTP dan KK. Hal seperti ini perlu segera dibenahi agar KJS menjadi tepat sasaran.

6.      Masalah etika
Masalah ini haris dicermati dengan  baik. Jika tidak diawasi, penerapan KJS akan membuat persepsi masyarakat tentang ksehatan menjadi serba gratis. Budaya dan tanggung jawab untuk hidup sehat dari masyarakat bisa menurun karena adanya KJS.
                                                                                                   
2.6 Faktor apa saja yang menyebabkan masalah-masalah tersebut muncul
Dari berbagai permasalahan yang muncul dalm pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat, kami menyediakn beberapa alternatif kebijakan sebagai berikut:
1.  Penghapusan program Kartu Jakarta sehat dan digantikan dengan program kesehatan yang biaya pengobatannya tidak mahal dan tidak pula gratis untuk masyarakat miskin tetapi dengan syarat ketentuan penyakit yang termasuk dalam golongan penyakit menengah ataupun menengah ke atas bukan ke bawah seperti batuk, kadas, kurap,  pilek, panu dll.
2.      Tetap dilaksanakannya Program Kartu Jakarta Sehat tetapi dengan melakukan perbaikan di sana-sini seperti memperketat pengawasan dan memberikan penyuluhan kepada warga tentang betapa pentingnya menjalani pola hidup sehat.



2.7 Solusi yang dapat meminimalisir masalah yang ada
Dengan berbagai penjelasan yang dikemukakan di atas, kami merekomendasikan alternatif kebijakan yang kedua, yaitu melakukan perbaikan di sana-sini yang berupa :
1.      Memperketat pengawasan agar tujuan program KJS ini tepat sasaran.
2.      Memberikan penyuluhan kepada warga tentang pentingnya menjalani hidup sehat.
3.      Menambah fasilitas kesehatan yang tersedia.
4.      Meningkatkan mutu dan memberikan pengarahan kepada dokter maupun perawat agar dapat melayani pasien yang menggunakan KJS tanpa membeda-bedakan status ekonomi antara pasien yang satu dengan pasien lainnya.

Provinsi DKI Jakarta memiliki berbagi permasalahan-permasalahan kota yang belum teratasi. Permasalahan tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi semua masyarakat Ibukota juga harus ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi.

                                                                          BAB III
PENUTUP 
 3.1 KESIMPULAN
Sebagai Ibukota negara RI, Jakarta Peran dan fungsi spesifik yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain, diantaranya sebagi pusat pemerintahan dan pusat kegiatan internasional, baik di bidang ekonomi, politik, budaya maupun kegiatan lain. Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat dimana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan. Sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah awalnya tidak serta merta langsung diagendakan menjadi sebuah kebijakan publik
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai kartu menuju sehat supaya kita mengetahui kegunaan dari kartu jakarta seha, mengetahui manfaat apa saja yang ada di kartu jakarta sehat serta kelemahan apa saja yang ada di kartu jakarta sehat, serta Mengetahui apa saja yang kiranya dapat memenimalisir masalah yang ada



DAFTAR PUSTAKA

http://sinarharapan.co/news/read/15242/program-kartu-jakarta-sehat-seperti-buahsimalakama

0 komentar:

Posting Komentar